Sabtu, 10 Januari 2009
PENGARUH MUSIK ROCK, JAZZ, DAN INSTRUMENTAL SAXOPHONE
PADA SINYAL OTAK MANUSIA
Rekaman sinyal otak ( electroencephalogram) merupakan hasil aktivitas listrik di otak. Sinyal otak manusia dibagi menjadi 4 jenis, yaitu sinyal delta (1.5-3 Hz), sinyal theta (3-8 Hz), sinyal alpha (8-13 Hz), dan sinyal beta (13-30 Hz). Perubahan tingkat amplitudo dari gelombang theta dan alpha saat mendengarkan suara tertentu dapat menjadi indikator tingkat kenyamanan seseorang. Sinyal alpha saat ini sering dilupakan manusia karena berbagai kesibukan dan suasana pola hidup. Salah satu metoda pembangkitan sinyal alpha adalah dengan mendengarkan musik tertentu.
Pada penelitian ini digunakan musik berirama rock, jazz, dan instrumental saxophone dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh jenis musik tersebut terhadap peningkatan amplitudo gelombang listrik otak terutama sinyal theta dan alpha dilihat dari daya rata-ratanya.
Percobaan dilakukan dengan menggunakan alat Brainmapping yang merupakan pengembangan dari EEG. Karakteristik alat ini selain mengeluarkan sinyal-sinyal EEG, juga mengeluarkan amplitudo rata-rata dari gelombang-gelombang otak. Software yang digunakan adalah Sigma PLpro.
Data yang diambil adalah amplituda dari PSD yang telah dirata-ratakan berdasarkan jenis gelombang EEG, dan peta gelombang otak. Data yang diperoleh lalu diolah dengan menggunakan analysis of variance (ANOVA) dan range test sehingga dapat dianalisis perbedannya. Hasil yang diperoleh adalah:
a) Daerah pada otak yang berpengaruh pada pemberian musik adalah daerah temporal otak.
b) Sinyal delta, alpha dan beta dapat terpengaruh oleh musik walau secara statistik tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil pengukuran.
c) Jenis musik secara signifikan mempengaruhi sinyal theta.
d) Musik jazz menaikkan gelombang theta dan alpha lebih besar daripada instrumental saxophone, sedangkan musik rock menurunkan gelombang theta dan alpha serta menaikkan gelombang beta.
oleh karena itu pakailah music yg berfrekuensi rendah seperti : Kitaro dan lain-lain untuk mengupgrade otak dan gelombang theta dan alpha.
Ancaman Ruang Angkasa
Ancaman nyata dari luar angkasa adalah serbuan bakteri yang telah mengalami mutasi sehingga menjadi pembunuh ganas.Tahun
temuan baru dan bidang keilmuan angkasa luar maju pesat. Bahkan dapat
disebutkan jauh lebih pesat ketimbang penelitian kebumian. Berbagai
Ancaman dari luar angkasa juga dapat diperhitungkan, dianalisa dan
dicari penangkalnya. Baik itu ancaman tumbukan dengan meteorit besar
atau berbagai ancaman lainnya. Sejauh ini dalam benak orang awam, yang
terbayangkan sebagai ancaman dari angkasa luar adalah monster-monster
mengerikan, baik berupa sosok raksasa atau makhluk luar angkasa
berkulit hijau berukuran manusia kerdil yang ganas dan haus darah. Akan
tetapi, ancaman nyata yang sebenarnya adalah serbuan bakteri pembunuh.
Penelitian yang dilakukan badan antariksa AS-NASA di luar angkasa
menunjukkan, bakteri yang berasal dari bumi di ruang tanpa bobot
mengalami mutasi menjadi bakteri amat mematikan. Sejumlah film
fiksi ilmiah sudah menggambarkan bagaimana dahsyat dan mengerikannya
serbuan makhluk luar angkasa berukuran kecil, yang memusnahkan
kehidupan umat manusia di Bumi. Sekarang fiksi ilmiah semacam itu sudah
menjadi kenyataan. Bakteri Salmonella yang dibawa dari Bumi dalam misi
wahana penerbangan ulang-alik ke luar angkasa pada tahun lalu, terbukti
mengalami mutasi menjadi bakteri amat mematikan. Untuk ujicoba, bakteri
salmonella itu dibungkus dalam kemasan tiga lapis tahan pecah, untuk
mencegah bakteri amat mematikan itu lolos ke udara. Salmonella adalah
bakteri berbentuk batang, yang memicu gejala keracunan makanan ditandai
dengan buang air terus menerus pada manusia. Dalam kondisi normal,
keracunan salmonella dapat diobati menggunakan antibiotika dan
pemberian tambahan cairan elektrolyt. Tapi pada anak-anak atau kelompok
risiko, bakteri salmonella dapat memicu penyakit berat hingga kematian.
Penyakit berat yang ditimbulkan bakteri salmonella antara lain infeksi
saluran pencernaan, typhus dan paratyphus. Dalam penelitian
di luar angkasa, bakteri salmonella yang dibawa dikembangbiakan dalam
kultur makanan. Setibanya kembali ke Bumi, bakteri salmonella yang
dikembangbiakan di lingkungan tanpa bobot itu diujicoba pada tikus di
laboratorium. Hasilnya, bakteri yang dibawa ke luar angkasa membunuh
tikus percobaan jauh lebih cepat, dibanding tikus ujicoba yang mendapat
infeksi salmonella yang berkembang biak di Bumi. Inilah skenario horror
dari bakteri pembunuh dari luar angkasa. Sekitar 150 sekuens gen dari
salmonella yang dibawa ke ruang angkasa, terbukti jauh lebih aktiv
dibanding gen salmonelle normal. Demikian diungkapkan pimpinan
penelitian, Dr. Cheryl Nickerson dari Universitas Arizona; “Kita
mengirim astronot lebih lama lagi ke luar angkasa dan semakin jauh dari
Bumi. Dengan itu risiko penyakit infeksi lebih besar lagi.“Kekebalan Tubuh MelemahSeperti
diketahui, dalam kondisi tanpa bobot sistem kekebalan tubuh manusia
berfungsi lebih lemah ketimbang jika berada di Bumi. Artinya risiko
untuk terinfeksi bibit penyakit juga menjadi lebih besar lagi.
Bayangkan jika bakteri yang menyerang adalah dari jenis yang sudah
mengalami mutasi, dengan tingkat fatalitas yang juga jauh lebih tinggi
dari bakteri sejenis di Bumi. Di masa depan, ancaman kesehatan gawat
semacam itu, akan semakin sering dihadapi para astronot dalam misi
cukup lama di luar angkasa.Sejauh ini penelitian baru mencakup
serangan bakteri, yang memang berasal dari Bumi dan terbawa ke luar
angkasa. Belum diketahui, apakah di luar angkasa yang sulit diketahui
batasnya itu, juga terdapat bakteri lainnya yang masih menunggu inang
baru dari Bumi. Ancaman sejauh itu belum dibayangkan oleh Dr.Cheryl
Nickerson. Akan tetapi, peneliti dari Universitas Arizona itu juga
menarik sisi positiv dari temuan bakteri salmonella yang mengalami
mutasi di luar angkasa. Nickkerson menjelaskan ; “Jika kita
memanfaatkan pengetahuan dan sifat bakteri tsb, kita dapat memiliki
kemungkinan pengembangan metode baru pengobatan dari penyakit yang
ditimbulkannya, pembuatan obat-obatan baru atau bahkan vaksinnya.“ Penyebab
mutasi bakteri itu, menurut Nickerson bukan kondisi tanpa bobot itu
sendiri. Melainkan dampak kondisi tanpa bobot pada cairan di dalam sel.
Akibat kondisi tanpa bobot di luar angkasa, mekanisme gesekan molekul
dalam cairan sel berkurang. Selengkapnya baca di : http://tb2g.multiply.com/journal/item/36/Ancaman_nyata_dari_luar_angkasaSumber : http://www2.dw-world.de ( Radio Jerman )
Sabtu, 22 November 2008
Wednesday, October 3, 2007
Bumi Terancam Hantaman Asteroid
Moskow (ANTARA News) - Satu asteroid yang ditemukan pada 2004, dapat menjadi ancaman bagi Bumi pada 2029, kata direktur Institut Astronomi di Rusia, Senin.
Boris Shustov pada forum internasional mengenai luar angkasa, mengemukakan bahwa asteroid Apophis, yang akan melintasi orbit Bumi pada 2029 dengan jarak 27 ribu kilometer, karena sesuatu hal, dapat menghantam bumi pada 2029.
ledakannya dapat melebihi ledakan Tunguska pada 30 Juni 1908, yang merusak lahan seluas 2.150 kilometer persegi di Rusia dan merobohkan lebih dari 80 juta pohon di Kawasan Krasnoyarsk di Siberia.
Ledakan di udara yang berasal dari meteor itu kekuatannya diperkirakan antara 10 dan 20 megaton TNT, setara dengan seribu kali bom atom Hiroshima. Ledakan itu dapat menimbulkan gelombang kejut sekitar 5,0 skala Richter.
Asteroid itu tampaknya tidak akan seperti cerita-cerita di film Hollywood, karena teknologi modern memungkinkan orbit asteroid itu dikoreksi dengan menggunakan sebuah satelit kecil, kata Shustov.
"Meledakkan asteroid, adalah langkah yang kurang bisa diperhitungkan, dan satu pendekatan lain yang lebih hati-hati telah tersedia sekarang," katanya.
Dia mengatakan, sebuah mikrosatelit yang berisi 10 liter bahan bakar dapat memperbaiki jalur benda luar angkasa itu.
Bulan lalu, sebuah benda misterius yang diyakini sebagai meteor, jatuh ke bumi di kawasan terpencil di Peru dan mengakibatkan kawah berdiameter 30 meter dengan kedalaman enam meter. Para penduduk setempat termasuk polisi yang mengumpulkan contoh dari lokasi kejadian, mengeluh muntah-muntah dan mual.
Bumi Terancam Hantaman Asteroid
Moskow (ANTARA News) - Satu asteroid yang ditemukan pada 2004, dapat menjadi ancaman bagi Bumi pada 2029, kata direktur Institut Astronomi di Rusia, Senin.
Boris Shustov pada forum internasional mengenai luar angkasa, mengemukakan bahwa asteroid Apophis, yang akan melintasi orbit Bumi pada 2029 dengan jarak 27 ribu kilometer, karena sesuatu hal, dapat menghantam bumi pada 2029.
ledakannya dapat melebihi ledakan Tunguska pada 30 Juni 1908, yang merusak lahan seluas 2.150 kilometer persegi di Rusia dan merobohkan lebih dari 80 juta pohon di Kawasan Krasnoyarsk di Siberia.
Ledakan di udara yang berasal dari meteor itu kekuatannya diperkirakan antara 10 dan 20 megaton TNT, setara dengan seribu kali bom atom Hiroshima. Ledakan itu dapat menimbulkan gelombang kejut sekitar 5,0 skala Richter.
Asteroid itu tampaknya tidak akan seperti cerita-cerita di film Hollywood, karena teknologi modern memungkinkan orbit asteroid itu dikoreksi dengan menggunakan sebuah satelit kecil, kata Shustov.
"Meledakkan asteroid, adalah langkah yang kurang bisa diperhitungkan, dan satu pendekatan lain yang lebih hati-hati telah tersedia sekarang," katanya.
Dia mengatakan, sebuah mikrosatelit yang berisi 10 liter bahan bakar dapat memperbaiki jalur benda luar angkasa itu.
Bulan lalu, sebuah benda misterius yang diyakini sebagai meteor, jatuh ke bumi di kawasan terpencil di Peru dan mengakibatkan kawah berdiameter 30 meter dengan kedalaman enam meter. Para penduduk setempat termasuk polisi yang mengumpulkan contoh dari lokasi kejadian, mengeluh muntah-muntah dan mual.
Penduduk Bumi Membuka Semua Rahasia Teknologi Mereka Pada Mahluk Alien
October 10, 2008 ·
Ribuan teks, gambar, dan foto telah dipaket dan dikirimkan ke planet asing yang berjarak 20 tahun cahaya dari Bumi atau setara 120 triliun kilometer. Pesan tersebut merupakan kumpulan hasil karya jutaan pengguna situs jejaring sosial Bebo melalui kompetisi yang disebut A Message From Earth.
Total terdapat 501 karya yang terpilih untuk dikirim ke luar angkasa dengan harapan muluk diterima alien dan dibalas. Seluruh karya dalam bentuk digital itu telah diterjemahkan ke dalam format biner dan dipancarkan melalui gelombang radio dari sebuah teleskop radio raksasa RT-70 milik Badan Antariksa Nasional di Ukraina.
Pengiriman pesan telah dilakukan Kamis (9/10) pukul 13.00 WIB. Oli Madgett dari Bebo mengatakan pesan tersebut sampai ke Bulan dalam 1,7 detik kemudian, dampai Mars dalam 4 menit, dan akan meninggalkan tata surya sebelum Jumat (10/10) pagi.
Target terakhir yang dituju adalah Planet Gliese 581C. Pesan tersebut baru akan sampai ke planet tersebut pada awal 2029. Gliese 581C merupakan salah satu planet ekstrasolar yang padat dan mengelilingi bintang serupa Matahari sehingga sering disebut super-Bumi.
“Pesan dari Bumi merepresentasikan kesempatan bagi pemukim digital hari ini untuk selalu terhubugn dengan sains dan alam semesta yang lebih luas secara sederhana, menyenangkan, dan mendalam,” ujar Mark Charkin, jurubicara Bebo.
Ada tidaknya makhluk lain selain manusia nun jauh di sana bukan hal yang utama. Kalaupun ada, apakah mereka dapat mengerti pesan tersebut juga tidak terlalu penting.
“Yang penting mungkin sangat sederhana, paling tidak ini bukit bahwa kita cukup pandai membuat pemancar radio,” ujar Seth Shostak, seorang astronom senior dari Search of Estraterestrial Institute (SETI) yang aktif melakukan pencarian terhadap alien.
Jadi, kalau ada alien yang menangkap pesan tersebut, mereka tahu ada makhluk yang sepintar mereka. Selain itu, mereka dapat melacak ke Bumi, asal gelombang dipancarkan.
Entah berita ini nyata atau tidak, tapi kita memang harus percaya akan kekuasaan Allah
wallalahua'lam ......
Langganan:
Postingan (Atom)